Thursday, October 13, 2016

TAMU

                                                                         sketsa: GM


Dengan raut kusut, dengan  kaus apak
dan bibir luka,  Don Quixote diminta berdiri
di balkon  itu,
menghadap ke arah  plaza.

 Kota terhenyak.

Ecce homo!”, seru tuan rumah.

Suara tertawa meningkah.

Tapi dari tepi jalan di bawah
orang-orang terus menatapnya.

“Ia tak bermahkota duri, papa”, kata seorang anak.
“Ya, tapi ia tahu apa yang kita tak tahu,” sahut ayahnya.
“Apa yang ia tahu, papa?”
“Seorang ksatria   dilahirkan kembali
ketika penghinaan
tak   melukainya.”

Satu jam kemudian tuan rumah menyuruh orang ramai 
mengarak Don Quixote di panas terik
ke ujung jalan.

Sang  majenun tahu, tapi ia hanya diam,
di kota ini tak ada yang pernah bertanya
tentang tamu, waham, kematian.

Tapi ia hanya diam.


2016