Wednesday, December 21, 2011

LACRIMOSA

*

Akhirnya mereka temukan kotak hitam itu
70 meter di timur kawah.


Akhirnya aku dengar suaramu.



*

Seseorang memanggilmu seperti mendesak
dan kau menyahut, dari dalam kokpit,
agak gemetar, ‘Abu itu
membentuk langit.’



*

Dan kau coba untuk tak berdoa.



*

Hanya ada sebuah rekuiem
dari CD. Belum selesai:
‘Lacrimosa dies illa…’

Beri hari
airmata

yang akan hilang,
seperti luka.

Lalu dentuman.
Lalu guncangan
Logam-logam retak.

Tak ada yang berteriak.



*

Perjalanan, Wresti, selalu melintasi
detik yang putus
di tiap pelabuhan.

Tapi tak seorang pun
yang percaya.

Mungkin cerita
memang tak bisa berhenti.


*

Lima pekan setelah itu
regu SAR menemukanmu
di antara sebelas jasad
yang mengering hitam

seperti coretan tinta cina
pada paranada.

Aku bayangkan sebuah orkes
memainkannya:
not-not yang tersandar
di lahar dingin,

di sebuah ruang
di mana Ajal berdiri,

dan kau berdiri,
dan kur menyeru
ke arah awan tua
yang melintas
yang tak berisi
apa-apa.

‘Lacrimosa dies illa…’


*


Biarkan hari
memilih abu
dan airmata
yang akan tak ada.



2011