Chet Baker mati
di kakilima ini. Pada suatu malam, ada suara
trompet yang
menggigil dari arah lorong pelacuran, dan seseorang jatuh dari jendela di
lantai kedua. Dinihari mengeras di seluruh Amsterdam. Kanal seakan terbelah. Suara trem tertahan dari arah Waag.
Portir hotel mengangkat mayat tamu yang dikenalnya itu dan menghapus
kokain dari pipinya. Di mulut yang tipis
dan berserbuk itu ia sebenarnya ingin
dengar sisa suara yang serak, suara yang pelan,
melankoli, mimpi. Tapi telat.
"You will be OK, Chet, you
will be OK", bisiknya. Ia tahu
ia berdusta.
Kemudian esok hari kekosongan, kemudian lusa
percakapan, dan jazz menjalar ke dalam suhu kamar. Nada mencari jalannya sendiri-sendiri,
meskipun, ajaib, tiap kali mereka ketemu kembali.
Mereka bertemu di titik ini, di sudut kakilima ini,
pada murung dalam angan-angan, narkose
dalam biru, ketika Chet Baker berdiri luka dan senja kembali
melihatnya.
Ia meniup
trompetnya.
2015